Investasi bodong yang sering kali kita lihat iklannya, menyamar sebagai trading, tidaklah satu-satunya bentuk penipuan yang pernah muncul di negara ini. Jika kita merenungkan dua puluh tahun yang lalu, terdapat banyak kasus penipuan dengan berbagai modus yang telah menjerat banyak korban.
Di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, terdapat berbagai jenis investasi bodong yang meliputi bidang agribisnis, koperasi simpan pinjam, serta tawaran modern seperti copy trading, robot trading dalam perdagangan forex, atau binary trading.
Meskipun modus penipuan dengan kedok investasi telah ada sejak lama, bukan berarti tawaran-tawaran bodong atau abal-abal semakin berkurang. Hal ini dapat dilihat dari statistik yang tercatat oleh Satuan Tugas Waspada Investasi yang dibentuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam dua bulan pertama tahun ini, menurut laporan dari Kumparan, Satgas OJK mencatat kerugian akibat investasi abal-abal sebesar Rp149 Miliar. Sementara itu, kerugian akibat investasi yang tidak jelas sepanjang tahun lalu mencapai Rp2,5 Triliun. Mengingat kerugian yang besar tersebut, OJK telah melakukan penutupan terhadap beberapa perusahaan investasi bodong, namun masih terdapat individu yang menjadi korban dari oknum-oknum tak bertanggung jawab lainnya.
Dalam beberapa waktu terakhir, banyak korban yang terjebak dalam investasi bodong yang menggunakan taktik "flexing" atau memamerkan gaya hidup mewah di media sosial. Tujuan dari taktik ini adalah untuk menarik minat banyak orang agar bergabung sebagai anggota investasi bodong demi mendapatkan kehidupan mewah yang terlihat di media sosial.
Apabila Anda sedang mencari tempat untuk berinvestasi, jangan pernah lengah saat menerima tawaran-tawaran fantastis. Untuk menghindari terjebak dalam investasi bodong, perhatikan enam hal berikut ini:
Periksa Legalitas Entitas yang Menawarkan Produk Investasi
Untuk mempertimbangkan sebuah produk investasi, langkah awal yang perlu dilakukan adalah memeriksa legalitas perusahaan yang menerbitkan produk tersebut.
Penjual investasi bodong dapat memiliki izin sebagai lembaga usaha, seperti perusahaan, namun mereka tidak memiliki lisensi yang terkait dengan kegiatan usaha yang mereka tawarkan. Izin yang dimiliki justru berkaitan dengan bidang yang tidak ada hubungannya dengan investasi yang ditawarkan. Sebagai contoh, ada perusahaan yang memiliki izin untuk menerbitkan buku, tetapi mereka menawarkan investasi di perdagangan forex dengan menggunakan robot trading.
Penting untuk diketahui bahwa setiap jenis usaha memiliki lembaga pengawas dan regulatornya sendiri. Oleh karena itu, saat memeriksa legalitas sebuah perusahaan, penting untuk mencari tahu apakah perusahaan tersebut memiliki lisensi yang sesuai dengan jenis bisnisnya atau tidak.
Berdasarkan keterangan dari Satgas Waspada Investasi, berikut adalah lembaga-lembaga yang berperan sebagai regulator dan penerbit izin untuk berbagai produk investasi:
· OJK bertanggung jawab untuk mengatur penawaran produk dari sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, pegadaian, pasar modal, dan pembiayaan berbasis teknologi, seperti fintech.
· Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Kementerian Perdagangan berperan dalam mengawasi penawaran produk komoditi berjangka dan aset kripto.
· Kementerian Koperasi dan UKM memiliki peran dalam mengawasi penawaran produk simpanan dari koperasi.
· Kementerian Perdagangan bertanggung jawab mengawasi penawaran produk multilevel marketing.
· Kementerian Agama mengatur penawaran jasa perjalanan ibadah haji dan umroh.
Tidak ada Investasi yang Pasti Untung
Salah satu modus yang umum digunakan oleh pemasar produk investasi bodong adalah menjanjikan keuntungan yang spektakuler dan menyebutkan angkanya. Sebagai contoh, dalam iklan platform investasi, narasi yang disebutkan adalah keuntungan sebesar US$1.000 dalam sehari, yang dirancang secara sengaja untuk memikat calon korban.
Jika Anda mendapatkan tawaran investasi yang dengan jelas menjanjikan keuntungan dan menyebutkan jumlahnya, tanpa ragu sebaiknya menolaknya. Mengapa demikian? Karena tidak ada investasi yang sah dan dapat diandalkan yang mampu menjanjikan keuntungan tertentu. Terlebih lagi, jika keuntungan yang dijanjikan memiliki jumlah yang sangat fantastis, seperti US$1.000 dalam sehari.
High Risk High Return
Selain tidak memberikan jaminan keuntungan, prinsip lain dalam investasi adalah bahwa tingkat keuntungan berbanding lurus dengan tingkat risiko. Ini berarti jika Anda mengharapkan keuntungan yang besar, Anda juga harus siap menghadapi potensi kerugian
yang signifikan. Pada dasarnya, investasi tidak terlepas dari prinsip "high risk, high return" (risiko tinggi, potensi keuntungan tinggi).
Perusahaan yang memiliki lisensi untuk menawarkan produk investasi selalu melakukan identifikasi profil risiko calon nasabah sebelumnya. Hal ini merupakan bagian dari praktik "know your customer" (kenali pelanggan Anda), di mana perusahaan wajib melaksanakan prosedur ini jika bisnisnya terkait dengan investasi.
Dengan melaksanakan proses ini, nasabah seharusnya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang profil risikonya. Mereka akan menyadari apakah mereka cenderung menghindari risiko atau memiliki toleransi terhadap kemungkinan kerugian. Dengan mengetahui profil risikonya, diharapkan nasabah dapat memilih produk yang sesuai dengan profil risikonya tersebut.
Mencari Pembanding
Untuk melakukan evaluasi terhadap suatu tawaran investasi, kita dapat melakukan langkah perbandingan. Salah satu cara adalah dengan mencari tingkat pengembalian (return) dari produk investasi serupa yang sebanding. Misalnya, jika Anda mendapatkan tawaran untuk reksa dana saham, Anda dapat menggunakan data return dari reksa dana saham lain yang tersedia di pasar saat ini untuk mengetahui apakah tawaran tersebut masuk akal atau tidak. Selain itu, Anda juga dapat melacak informasi tentang reksa dana saham dengan mencari Fund Fact Sheet yang berisi informasi mengenai strategi investasi, biaya, portofolio, dan hasil investasi.
Sebagai panduan umum, Anda dapat menggunakan indeks harga saham yang ada, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), untuk mengukur kinerja instrumen investasi berbasis saham. Perlu dicatat bahwa saat ini terdapat berbagai indeks saham yang terdaftar di bursa efek Indonesia, seperti IHSG, indeks LQ45, dan indeks saham syariah.
Untuk produk pasar uang atau simpanan, Anda dapat menggunakan indikator seperti bunga acuan. BI7DRR (Suku Bunga Dasar Kredit 7 Hari) merupakan acuan utama untuk semua bunga dalam Rupiah. Jika Anda ingin mengukur kinerja sebuah produk simpanan dengan lebih akurat, Anda dapat menggunakan bunga penjaminan yang dihitung oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Mencari Informasi Mekanisme Investasi / Trading yang Ditawarkan
Untuk menyesatkan calon korbannya, perusahaan penipu tidak hanya menjanjikan angka keuntungan semata, tetapi banyak di antaranya juga menggunakan istilah-istilah teknis yang terlihat rumit bagi orang awam.
Mendengar istilah-istilah teknis yang rumit, mungkin dapat mempengaruhi daya kritis sebagian orang. Namun, penting bagi Anda untuk tidak mudah terkecoh oleh kata-kata yang terkesan teknis, modern, dan rumit. Ingatlah bahwa tidak ada hubungan langsung antara tingkat kecanggihan sebuah istilah dengan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh.
Jika Anda mendapatkan penjelasan dalam bahasa teknis, sangat penting untuk meminta penjelasan dengan bahasa yang Anda pahami. Jangan ragu untuk bertanya. Lebih baik terlihat tidak mengerti daripada terjebak dalam penipuan di kemudian hari.
Jika Anda menerima tawaran untuk berdagang atau berinvestasi melalui platform digital, penting untuk mengetahui lebih banyak tentang platform tersebut. Apakah platform tersebut umum digunakan oleh broker lain? Mintalah penjelasan sejelas mungkin. Selain itu, disarankan untuk mencari perbandingan dengan platform yang digunakan oleh perusahaan lain yang menawarkan produk serupa.
Perdalam Pengetahuan Seputar Investasi
Untuk menghindari terjebak dalam investasi bodong, penting untuk meningkatkan pemahaman Anda tentang keuangan, termasuk investasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membaca berita secara rutin dan mengikuti webinar seputar keuangan dan investasi yang terpercaya dan informatif.
Sebelum Anda memulai investasi, penting juga untuk memenuhi kebutuhan perlindungan bagi Anda dan keluarga, salah satunya dengan memiliki Asuransi Jiwa [LifeCOVER]. Dengan memiliki Asuransi Jiwa, Anda sedang mempersiapkan perlindungan bagi keluarga tercinta jika risiko kematian terjadi secara tiba-tiba.